Segera kukejar waktu untuk membagi cintaku pada Raihana. Membagi rinduku yang tiba-tiba memenuhi rongga dada. Air mataku berderai-derai. Kukebut kendaraanku. Kupacu kencang diiringi derai air mata yang tiada henti menetes dijalanan. Aku tak peduli. Aku ingin segera sampai dan meluapakan semua rasa cinta ini padanya.
Padanya yang berhati mulia, begitu sampai di halaman rumah mertua, nyaris tangisku meledak, kutahan dengan mengambil nafas panjang dan mengusap air mata. Melihat kedatanganku ibu mertua serta merta memelukku dan menangis tersedu-sedu. Aku jadi heran dan ikut menangis.
"mana Raihana Bu?"
Ibu mertua hanya menangis dan menangis. Aku terus bertanya apa sebenarnya yang terjadi.
"Isterimu, Raihana isterimu dan Anakmu yang dikandungnya!"
"Ada apa dengan dia!"
"Dia...
***
Subhanallah! mengikuti dua novel mini dalam buku ini hatiku serasa teraduk-aduk. Ada cekam keharuan yang mendalam. Ada rindu dendam cinta suci karena ilahi. Ada senyum kebahagian sejati. Semua berkelebat, gerimis aku dibuatnya. Ah, Raihana, andai kau Cleopatra...!
-- Sirsaeba Alafsana
Penulis buku "Kado Ulang Tahun Kekasihku."
0 komentar:
Posting Komentar